Nenek dan Karung Doa


Setiap subuh, sebelum ayam jantan selesai berkokok, suara roda gerobak kecil terdengar menyusuri gang sempit di Desa Tunggulsari. Itu suara Mbah Sri, nenek berusia 73 tahun, mendorong gerobak sayurnya sambil bersenandung lirih.

Dia menjual kangkung, bayam, cabai rawit, dan tempe. Seringkali, dagangannya tak habis. Tapi ada satu kebiasaan yang tak pernah lupa: dia selalu memasukkan sebagian uang hasil jualan ke dalam kaleng biskuit tua yang disembunyikan di bawah dipan.

Orang-orang sering heran. “Mbah, ngapain nabung? Sudah tua, nikmati aja hidup!”

Tapi Mbah Sri hanya tersenyum. “Aku nabung bukan buat dunia, Le. Tapi buat perjalanan pulang.”

Tak ada yang mengerti maksudnya. Bahkan anaknya sendiri menganggap ibunya hanya sedang melawan rasa sepi dengan impian mustahil.

Hingga suatu hari, pengumuman dari kantor desa mengejutkan semuanya. “Sri Mulyani, terdaftar dalam kuota haji tahun ini.”

Seluruh warga tertegun. Ada yang mengira salah ketik. Tapi benar, nama itu milik nenek penjual sayur yang tak pernah absen menjajakan dagangan meski hujan atau terik.

Saat ditanya bagaimana bisa, Mbah Sri menjawab pelan sambil tersenyum:

“Setiap jualan, aku sisihkan lima ratus perak buat Allah. Aku bilang sama-Nya, ‘Kalau Kau rindu aku, jemputlah dengan cara-Mu.’ Dan ternyata... Dia benar-benar rindu.”

Orang-orang menangis, tersentuh. Ternyata selama ini yang ia bawa dalam gerobaknya bukan hanya sayuran, tapi karung berisi doa-doa kecil yang dikumpulkan selama puluhan tahun.

Hari keberangkatan haji, hampir seluruh desa ikut mengantar. Tak ada mobil mewah, hanya kereta tua dari desa ke asrama haji. Tapi sorot matanya tak kalah bersinar dari siapa pun. Di tangannya hanya ada paspor, selembar tiket, dan hati yang penuh syukur.


Hikmah:
Tuhan tak pernah melihat besar kecilnya harta yang kita beri, tapi seberapa besar harap dan cinta yang kita sisipkan di dalamnya. Kadang, karung rezeki tak seberat karung doa.


Catatan:
Cerita ini fiksi dan diadaptasi dari berbagai kisah nyata di Indonesia, seperti Mbah Minem dari Klaten dan nenek lain di berbagai daerah, yang berhasil naik haji dari hasil berdagang sayur keliling selama bertahun-tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nenek dan Karung Doa

Setiap subuh, sebelum ayam jantan selesai berkokok, suara roda gerobak kecil terdengar menyusuri gang sempit di Desa Tunggulsari. Itu suara ...